Jumat, 11 Februari 2011

Kesaksian 2

Semua pendapat konsumen ini bukan merupakan klaim dari perusahaan bahwa matol dapat menyembuhkan penyakit.

Diabetes

Sekitar awal tahun 2007 lalu, saya merasakan keluhan seperti, sering merasa lemas, cepat mengantuk dan ingin makan terus. Setelah periksa ke dokter baru diketahui, saya menderita sakit gula (diabetes melitus) dan saat itu ‘gula darah’ saya mencapai angka 400-an. Dokterpun memberi saya obat untuk diminum. Namun setelah diperiksa kembali, ‘gula darah’ saya malah naik menjadi 600-an.

Sepulang dari periksa ke dokter kali ini, saya lalu diperkenalkan matol oleh kakak saya. Setelah mencoba minum matol sebanyak 2 sendok makan, ternyata saya langsung merasa segar. Saya lalu membeli 1 (satu) botol matol mini (236 mL) yang selanjutnya saya minum rutin 3 kali sehari, masing-masing 1 sendok makan. Namun demikian, obat dari dokter tetap saya minum, hanya dosisnya saya kurangi. Caranya, saya minum obat dokter dulu, baru beberapa jam kemudian saya minum matol.

Alhamdulillah, setelah didukung dengan minum matol, bertahap badan saya terasa jauh lebih segar, tidak cepat mengantuk. Saya juga tak lagi merasa pusing ketika baru bangun tidur, seperti yang selama ini saya alami. Lebih menggembirakan lagi, setelah +8 hari minum matol, hasil pemeriksaan menunjukkan, tingkat gula darah saya turun menjadi 113.

Tak hanya itu, keluhan asam urat yang selama ini sering mengganggu, terasa mulai berkurang. Saya juga merasa penuh energi, tak merasa lelah sedikitpun meski sangat sibuk bekerja menjalankan usaha rumah makan hanya bersama suami, tanpa mempekerjakan seorangpun karyawan.

Melihat perkembangan ini, sayapun memutuskan untuk berhenti berobat ke dokter. Untuk pemulihan kesehatan, saya berniat hanya minum matol. Oleh karenanya, setelah matol mini habis, saya lalu membeli lagi. Sejak merasakan manfaat matol, saya senantiasa menginformasikan tentang suplemen ini, terutama bila ada kerabat mengalami sakit. Dan sejauh ini, terbukti dapat membantu meringankan keluhan mereka.

Fatridah, Sinabang, Pulau Simeuleu, Aceh

~oo0oo~

Perbaiki Kondisi Tubuh Akibat Komplikasi Jantung dan Asam Urat

Akhir-akhir ini setelah rutin mengkonsumsi matol saya merasakan kesehatan yang makin membaik. Diantaranya jika berjalan agak jauh nafas saya tidak lagi tersengal-sengal. Sejak lama saya memang merasakan berbagai keluhan disebabkan adanya komplikasi kelainan jantung, maag dan asam urat. Karena itu kondisi badan saya lemah hingga tidak kuat berjalan agak jauh, bahkan belakangan tak jarang saya harus dibopong.

Sebelum mengenal matol berbagai upaya juga telah saya lakukan untuk mengatasi keluhan tersebut. Baik ke dokter di Medan bahkan ke dokter spesialis jantung di Bandung (hingga 8 kali), maupun upaya alternatif seperti ke dukun kampung. Namun semua itu tidak memberikan hasil yang memuaskan.

Reaksi berupa mual dan mules-mules saya alami ketika pertamakali mengkonsumsi matol. Katanya, reaksi tersebut hanya bersifat sementara sebagai tanda matol mulai “bekerja” di dalam tubuh. Maka itu saya tetap minum matol sesuai dosis yang dianjurkan. Ternyata benar, mual dan mules hanya berlangsung selama 3 hari. Selanjutnya Alhamdulilah, seluruh keluhan yang saya derita berangsur pulih.

Satu hal yang cukup menggembirakan, matol bukan obat kimia melainkan suplemen yang terbuat dari bahan alami. Maka itu untuk menjaga stamina sampai saat ini saya tetap mengkonsumsi matol. Saya juga berharap makin banyak orang dapat merasakan khasiat matol yang luar biasa ini. Bagaimanapun, menurut hemat saya ramuan yang terbuat dari bahan alami lebih baik daripada yang mengandung bahan kimia.

Irwansyah Nasution, Pekanbaru, Riau

~oo0oo~

Matol Membantu Saya Cepat Pulih dari Stroke

Sekitar Juni 2004 lalu saya terserang stroke. Saya lalu dirujuk untuk berobat di sebuah rumah sakit di Jogjakarta. Setelah dirawat dan menjalani sejumlah terapi selama 9 hari di Jogjakarta, kondisi kesehatan saya mengalami kemajuan pesat. Meski dokter membolehkan saya pulang, saya tidak langsung kembali ke Fak-Fak. Saya berencana tinggal beberapa hari dulu. Kebetulan, waktu itu anak saya tengah menempuh pendidikan tinggi di kota tersebut.

Namun lima hari kemudian, saya kembali mengalami keluhan serupa dan kali ini menyebabkan saya pingsan. Segera saya dilarikan ke rumah sakit lagi. Esok paginya saya terkejut, karena tiba-tiba suara saya hilang dan saya tidak bisa bicara. Setelah dilakukan scan, dokter mengatakan bahwa penyakit stroke saya sudah menyerang otak. Sayapun kembali dirawat selama 8 hari.

Ketika keluar dari rumah sakit, kondisi saya masih lemah. Meski sudah bisa keluar suara, saya masih belum lancar berbicara terutama dalam pengucapan huruf “P” dan “B”. Saat itulah saya teringat, pernah diperkenalkan matol oleh seorang kawan, tepatnya pada tahun 2003 lalu. Namun saat itu saya belum tertarik mencobanya. Sebotol matol mini yang saya beli waktu itu tertinggal di rumah. Beruntung, kami tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan matol.

Setelah mencoba minum matol (bersama-sama obat dari dokter) saya pulih jauh lebih cepat dari yang diperkirakan. Dalam waktu relatif singkat, Sayapun bisa mengucapkan huruf “P” dan “B” dengan ejaan yang benar. Tekanan darah saya juga normal kembali. Pendeknya, kondisi kesehatan saya mengalami kemajuan pesat dan sudah dapat beraktivitas kembali seperti biasanya.

Ny Frederika Kombu, Fak-Fak, Papua

~oo0oo~

Aku dan Adikku Terbebas dari Demam Berdarah

Belum lama ini saya terkena penyakit Demam Berdarah dan dirawat di rumah sakit, kebetulan pada saat itu persediaan matol® habis. Waktu itu trombosit ku 17.000/ml, padahal normalnya 150.000 - 400.000/ml. Sampai hari ke-2 diruang ICU, dokter memutuskan “harus transfusi trombosit”. Pada saat itu trombositku drastis turunnya, setelah dokter melakukan pengecekan kembali ternyata denyut jantungku sangat bagus jadi transfusi trombosit belum terlalu diperlukan. Barulah di hari ke-4 saya minum matol®, padahal saat itu kondisiku benar-benar memprihatinkan.

Keesokan harinya kondisiku pulih, ternyata pada hari ke-4 saat itu dinamakan fase penyembuhan. di hari ke-4 matol® sangat bekerja ekstra untuk kesehatanku, terbukti pada hari ke-5 kondisiku sehat dan setelah itu saya diijinkan pulang di hari ke-8. Setelah itu dokter yang merawatku berkata “saya heran kok bisa pulih secepat itu?”, lalu mamiku bilang bahwa saya mengkonsumsi matol®, tanpa disangka dokternya pun terkejut. Ternyata saat dokter yang merawatku itu berada di Amerika, Ia juga mengkonsumsi matol® dan Ia pun mengakui kehebatan matol®.

Pada saat yang bersamaan, adikku Ayu juga mengidap penyakit DBD namun bedanya saat adikku merasa panas dan kurang enak badan langsung diberikan matol®. Sehingga trombositnya tidak terlalu turun drastis, tidak seperti aku dulu. Ternyata matol® dapat menunjang keadaan tubuh sehingga tidak turun secara drastis.

Bagus Ferdiandi, Tebet – Jakarta Selatan

~oo0oo~

Tumor di Payudara Lenyap

Cemas, bingung dan tidak tahu harus berbuat apa pernah bersarang saat mendengar penjelasan seorang dokter spesialis penyakit dalam. Sekitar April 2003 lalu kami memang datang untuk periksa dikarenakan keluhan yang saya rasakan. Lebih kurang dua minggu sebelumnya payudara sebelah kanan saya terasa nyeri dan sakit. Setelah saya amati, ada benjolan berwarna merah dan terasa lebih sakit jika disentuh. Diperkirakan saya menderita tumor. Dokter tersebut mengharuskan saya datang untuk periksa lagi seminggu kemudian. Jika tidak ada perubahan setelah minum obat maka payudara saya harus dioperasi. Keadaan ekonomi yang pas-pasan (suami hanya bekerja sebagai buruh bangunan) membuat kami cemas hingga berencana mengurus kartu sehat.

Namun kecemasan kami itu ternyata tidak berlangsung lama. Sepulang dari dokter, kami mampir ke rumah ibu mertua dan suami saya menceritakan masalah kami. Beliau langsung menyuruh saya mencoba minum matol. Seraya memberikan beberapa brosur tentang ramuan tradisional tersebut. Setelah mempelajari dengan seksama isi brosur tersebut kami megakui bahwa matol sangat berkhasiat, tapi saat itu kami masih ragu apakah matol dapat membantu memulihkan keluhan yang saya alami.

Meski demikian saya tetap mencoba minum matol, mengikuti saran ibu mertua. Setelah lebih kurang 1 minggu meminumnya, saya merasakan hangat pada payudara yang sakit. Saya juga lebih sering buang air kecil. Berikutnya, setelah terhitung 2 minggu saya minum matol, terjadi perubahan yang menggembirakan, sakit yang sebelumya saya rasakan kini hilang, demikian pula warna merah pada payudara saya. Hingga saat ini keluhan tersebut tak pernah kambuh lagi.

Jaronawati, Lahat, Sumsel

~oo0oo~

Terbebas dari Tumor Mulut Rahim

Saya adalah seorang karyawati. Selama lebih dari dua tahun tepatnya sejak 2002 lalu, saya mengalami keluhan yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan tersebut berupa keputihan serta haid tidak teratur. Seringkali saya terlambat haid hingga 5 bulan, bahkan kadang 7 bulan baru haid lagi. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan USG, diketahui saya menderita tumor mulut rahim.

Dalam keadaan cemas, sepulang dari rumah sakit saya langsung ke kantor untuk memberitahu atasan. Mendengar bahwa saya kena sakit tumor dan harus operasi, atasan saya yang baru pulang dari kantor sebuah bank, segera memberikan brosur tentang matol. Brosur tersebut ia peroleh saat berada di bank yang baru didatangi. Mendapati keterangan dalam brosur bahwa matol dapat membantu memulihkan kesehatan tubuh akibat tumor, sayapun tertarik untuk mencoba matol. Apalagi matol tidak menimbulkan efek samping. Tanpa pikir panjang saya langsung membeli matol.

Selama seminggu keringat mengguyur tubuh saya, saat pertama minum matol. Reaksi ini tak menajdi soal bagi saya. Pasalnya seiring keluarnya keringat, badan saya terasa segar dan lebih enak. Keadaan ini memicu saya untuk terus minum matol. Sampai suatu hari saya mencoba periksa ke dokter untuk mengetahui perkembangan penyakit saya. Hasilnya sungguh di luar dugaan, berdasarkan USG oleh dokter yang sama ternyata tumor saya sudah tidak ada. Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah SWT atas pertolongan Nya. Juga atas karunia Nya yang telah mempertemukan saya pada matol.

Siti Muntamimah, Kediri, Jatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar